Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika membantu manusia bagaimana cara manusia tersebut menjalani kehidupan
mereka sehari-hari dengan perlakuan yang baik. Hal ini membuktikan bahwa etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat ketika
menjalani hidupnya. Seperti misalnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu kita lakukan ataupun tidak perlu kita lakukan, dan etika
dapat diterapkan dalam segala aspek di kehidupan setiap manusia. Dengan
demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek
atau sisi kehidupan manusia.
A. Pengertian Etika
Kata “Etika” berasal dari dari kata Yunani
yaitu ‘Ethos’, yang artinya adat
istiadat. Etika dapat dikatakan sebagai kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada
masyarakat. Etika sangat berkaitan dengan nilai-nilai, tata
cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan termasuk
juga semua kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain,
atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti yang dirumuskan oleh
beberapa ahli O.P. Simorangkir menyatakan bahwa etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik sedangkan
menurut Sidi Gajalba etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
B. Prinsip-Prinsip Etika
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip
yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Prinsip dimaksud adalah :
·
Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang
apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan
yang diambil.
·
Prinsip Kejujuran, bisnis tidak
akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan
lain-lain)
·
Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam
berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing,
artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
·
Prinsip Saling Mengutungkan, agar
semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis
yang kompetitif.
·
Prinsip Integritas Moral, prinsip
ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan
usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan
merupakan perusahaan terbaik.
C. Pengertian Bisnis
Bisnis menurut kamus besar
bahasa Indonesia bisnis adalah usaha dagang,usaha komersial dalam dunia
perdagangan. Dapat disimulkan bahwa bisnis istilah umum yang menggambarkan
semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam
kehidupan sehari-hari dan bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu
dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create
value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
D.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam
Menciptakan Etika Bisnis :
·
Pengendalian Diri; (Tdk menerima
apapun)
·
Pengembangan tanggungjawab sosial;
·
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk
terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi;
·
Menciptakan persaingan yang sehat;
·
Menerapkan konsep “pembangunan
berkelanjutan“;
·
Menghindari sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi);
·
Mampu menyatakan yang benar itu
benar;
·
Menumbuhkan sikap saling percaya
antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah;
·
Konsekuen dan konsisten dengan
aturan main yang telah disepakati bersama;
·
Menumbuhkembangkan kesadaran dan
rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati;
·
Perlu adanya sebagian etika bisnis
yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan
perundang-undangan;
E. Dalam dunia bisnis berbagai
masalah etika bisnis yang terjadi, diantaranya sebagai berikut:
·
Suapti (Bribery),
·
Paksaan (Coercion),
·
Penipuan (Deception),
·
Pencurian (Theft),
·
diskriminasi tidak jelas (Unfair
discrimination).
F. Adapun Faktor Penyebab
Perusahaan Tidak Menerapkan Etika Didalam Bisnisnya :
Berbagai penyebab atau permasalahan etika
bisnis di perusahaan dapat muncul dalam berbagai macam alas an dan berbagai
macam bentuk. Identifikasi terhadap berbagai faktor yang umum ditemui sebagai
penyebab munculnya penyebab atau permasalahan etika di perusahaan, merupakan
suatu langkah penting untuk meminimalkan pengaruh penyebab atau masalah etika
bisnis terhadap kinerja perusahaan. Sedikitnya ada empat faktor yang pada
umumnya menjadi penyebab timbulnya masalah etika bisnis di perusahaan, yaitu :
·
Mengejar Keuntungan dan
Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish Interest),
·
Tekanan Persaingan Terhadap Laba
Perusahaan (Competitive Pressure on Profits),
·
Pertentangan antara Tujuan
Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
yang berikut akan diurai
pengertian dari faktor-faktor penyebab timbulnya masalah etika didalam bisnis
pada sebuah perusahaan.
a.
Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish
Interest).
Sikap
serakah dapat mengakibatkan masalah etika bisnis. Perusahaan kadang-kadang
mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai-nilai pribadi tidak layak. Para
pekerja ini akan menempatkan kepentingannya untuk memperoleh kekayaan melebihi
kepentingan lainnya meski pun dalam melakukan akumulasi kekayaan tersebut dia
merugikan pekerja lainnya, perusahaan, dan masyarakat.
b.
Tekanan Persaingan terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on profits)
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. Berbagai perusahaan makanan dan minuman di Indonesia di tengarai menggunakan bahan pewarna makanan dan minuman yang tidak aman untuk di konsumsi manusia tetapi harganya murah, agar mereka dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan harga jual produk yang rendah. Bahkan industri makanan berani menggunakan formalin yang merupakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan.
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka. Berbagai perusahaan makanan dan minuman di Indonesia di tengarai menggunakan bahan pewarna makanan dan minuman yang tidak aman untuk di konsumsi manusia tetapi harganya murah, agar mereka dapat menekan biaya produksi dan mendapatkan harga jual produk yang rendah. Bahkan industri makanan berani menggunakan formalin yang merupakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan.
c. Pertentangan antara Nilai-Nilai
Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
Masalah etika dapat pula muncul pada saat perusahaan
hendak mencapai tujuan-tujuan tertentu atau menggunakan metode-metode baru yang
tidak dapat diterima oleh para pekerjanya.
Daftar Pustaka :
Baron, (2003, 34) Etika Bisnis. Balai pustaka
Jakarta
https://lppcommunity.wordpress.com/2009/01/08/etika-bisnis-monopoli-kasus-pt-perusahaan-listrik-negara/
http://www.rri.co.id/surabaya/post/berita/118603/info_publik/jatim_krisis_listrik_9_daerah_terancam_pemadaman_bergilir.html
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-etika-bisnis.html